POROS, Sungai Penuh – Seorang pasien berinisial “Y”, berusia 49 tahun, dirawat di Rumah Sakit Umum Mayjen H.A Thalib karena mengalami sesak nafas dan tekanan darah tinggi ( hipertensi ). Namun, setelah sampai di ruangan rawat inap keluarga pasien menemukan bahwa obat yang diberikan adalah cairan infus NaCl (09/01/2024 ).
Dalam ilmu kesehatan, obat tersebut diketahui dapat meningkatkan volume darah dan tekanan darah, yang berpotensi berbahaya bagi pasien dengan kondisi hipertensi.
Anak pasien, yang merupakan pihak keluarga, mengungkapkan kekecewaannya, “Ibu saya dibawa ke rumah sakit ini untuk diobati, bukan untuk menambah penderitaannya.”
Dalam pemberian obat, perawat harus mematuhi lima prinsip (five rights), dan membantu mengawasi efek obat yang diberikan. Lima prinsip tersebut meliputi tepat pasien (right client), tepat obat (right drug), tepat dosis (right dose), tepat waktu (right time), dan tepat rute (right route).
Kejadian ini bukanlah yang pertama. Seorang pasien lain, yang disebut “Mamok”, mertua dari anak pasien Y yang menderita diabetes, beberapa hari lalu juga di rawat di rumah sakit ini mengalami hal serupa. Perawat salah dalam memberikan obat, yaitu cairan infus dextrose. dextrose adalah bentuk gula yang biasanya digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah pasien yang rendah. bagi pasien diabetes, pemberian dextrose dapat berpotensi meningkatkan kadar gula darah mereka ke tingkat yang berbahaya dan Perawat mengakui kesalahannya dan segera mengganti obat sesuai resep dokter.
Namun, dalam kasus pasien Y yang menderita hipertensi, perawat membantah dengan tegas bahwa cairan infus yang diberikan sudah benar NaCl. Untuk memverifikasi klaim perawat, media ini mengkonfirmasi ke pihak apotek rumah sakit untuk memeriksa resep dokter. Setelah diperiksa, ternyata bukan NaCl, melainkan dokter meresep kan cairan infus RL sehingga muncul pertanyaan dari mana cairan infus NaCl di dapat kan?
Selain pasien Y dan mertua dari anaknya, kuat dugaan bahwa pasien lain juga mengalami kesalahan dalam pemberian obat. Oleh karena itu, pihak terkait kusus nya direktur rumah sakit diminta untuk segera menangani masalah ini, mengingat ini menyangkut nyawa banyak manusia.
Peristiwa ini telah menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan serius tentang standar prosedur yang diterima oleh staf medis.”
Penulis : RB
Editor : RB