Porosjambimedia.com – Luar biasa harga kopi robusta kini terbang ke level tertinggi karena ancaman musim kering terhadap tanaman akibat pengaruh gelombang panas.
Gelombang panas dapat mengancam produksi di negara eksportir utama Vietnam, sehingga menambah kekhawatiran atas ketatnya pasokan global untuk biji kopi yang digunakan dalam minuman instan.
Dilansir dari Refinitiv, untuk harga kopi robusta kontrak berjangka Juli di London sempat menyentuh level tertinggi.
Yaitu pada penutupan perdagangan Kamis 25 april 2024 di level US$4.304 per ton atau sekitar Rp70 juta, realtime pertukaran uang (US1$= Rp 16.250).
Harga kopi robusta telah mencatat kenaikan sebesar 47 persen hingga perdagangan pada Senin 29 april 2024 di level US$4.164 per ton, sepanjang tahun ini.
Dikutip dari Bloomberg, pada kondisi cuaca yang tidak mendukung, menurut para pedagang di importir DRWakefield di London, masih ada kekhawatiran mengenai kemungkinan kekurangan air untuk irigasi,
sehingga dapat mengganggu hasil panen pada musim berikutnya.
Namun semakin ketatnya pasar kopi robusta juga mendorong harga kopi arabika premium.
Kopi Arabika berjangka di New York naik sebanyak 3 persen dan melampaui angka US$2 per ton untuk pertama kalinya sejak bulan Desember 2023.
Lalu broker di Brazil baru-baru ini melaporkan tingginya permintaan akan biji arabika berkualitas rendah yang dapat digunakan oleh para roaster sebagai pengganti biji kopi robusta.
Bila tiba waktu panen kopi arabika ketersediaannya biasanya lebih rendah pada tahun ini, karena panen akan dimulai pada bulan Mei 2024.
Menurut laporan Ilya Byzov, seorang analis di pedagang kopi Sucafina, reli terbaru ini juga dapat dikaitkan dengan pembelian kopi oleh para roaster yang membiarkan cakupan mereka semakin rendah karena tingginya harga dengan harapan harga akan turun.
Tentu kenaikan harga kopi dapat menguntungkan beberapa produsen kopi terbesar di dunia, termasuk Indonesia.